Langsung ke konten utama

Postingan

Lombok

Belakangan aku sedikit bingung ingin menulis apa di blog ini. Sejak dulu beberapa ada yang menyarankan untuk menulis travel blog, secara saat ini aku tinggal di Lombok dan menjadi destinasi wisata, dalam maupun luar negeri. Tapi saran itu cuma jadi "iya iya" saja, tidak direalisasikan. Kenapa? Karena belum dapat feel menulisnya. Akhirnya blog-ku hanya penuh dengan sajak-sajak yang aku sendiri kurang suka dengan itu atau cerpen yang juga tidak jelas ceritanya. Ingin menjadi expert tetapi sulit meng-improve diri karena banyak hal yang rada enggak sesuai sama keinginan dan ekspektasi. Sempat terpikir belakangan ingin menulis travel tips kecil-kecilan atau fun facts about my island tapi itu agak annoying menurutku, karena takutnya gak sesuai sama selera pembaca aja. Yang baca blog-ku juga mungkin gak banyak, jadi aku gak mau semakin mempersedikit pembaca karena kualitas tulisan yang ece-ece, hahaha. Oke lah, ini sudah hampir larut malam, jam 11.55 WITA. Tadi siang a...

Terakhir

Siapa sangka seorang murid nakal yang ketika SD pernah 2x dihukum bersihkan kamar mandi dan masuk ruang kepsek tapi gak tau kepseknya marahin apa sekarang punya blog dan cukup sering nulis walaupun gak rutin-rutin amat. Persis seperti itu kehidupan. Boleh jadi hari ini kamu cuma rebahin kepala pas guru Sejarah Indonesia mendongeng di depan kelas, ngulang-ngulang materi yang dari kelas 3 SD itu-itu aja yang dibahas, sepuluh tahun lagi jadi lawyer ulung. Kita gak ada yang tahu. Benar-benar gak terasa gimana pertama kali aku masuk SD, ketika itu di Bukittinggi, Sumatera Barat. Masih inget banget beli apa aja buat persiapan masuk SD. Bahkan, ketika itu masih ingat sekali aku beli penghapus pensil, dan bau penghapusnya masih terbayang sampai sekarang. Bentuk rautannya juga masih terbayang. Sampai kelas empat, kemudian pindah ke Solo, Jawa Tengah. Saat ini benar-benar culture shock  karena kehidupan dan orang-orang di Jawa dan Sumatera beda banget. Bayangin aja, anak yang logat mina...

Senjang

source: pinterest Aku membawanya ke sebuah restoran tertutup setelah pertemuan kami itu. Kau dapat membayangkan bagaimana aku menelan makanan dihinggapi bayang-banyak kenyataan, bahwa kami harus menghadapi kesenjangan ini. Dilahirkan dari sekolah yang memiliki reputasi tinggi, dengan lulusan yang kompeten dibidangnya, siapa yang menyangka jalan kami berbeda. Siang itu, setelah kelulusan adalah momen terakhir kami bertemu. Ia memelukku yang masih tomboy kala itu dan berjanji akan mendukung masa depanku, tapi siapa yang tahu yang akan ia hadapi bahkan lebih buruk dari apa yang kuhadapi. Kami memesan dua cangkir kopi, dua piring bubur dan pencucui mulut, mengingatkanku akan ia yang tidak pernah lelah berbagi dan tentunya sabar dalam menghidupi diri. Wajahnya yang teduh, masih sama seperti lima tahun yang lalu. Panggung megah, riasan mahal dan kerlap-kerlip cahaya seperti mandi bagiku, diguyur oleh itu. Apa yang pernah kita ucapkan dulu, ketika nada yang tinggi membuat kami tert...

Suatu Hari di Bosporus

source: pinterest Tidak ada hujan hari itu. Aku termangu melihat kapal-kapal putih melintas. Tak sadar telah berganti jingga ufuk barat. Tak sadar telah banyak doa yang mengalir. Seperti Bosporus mangaliri hidup orang-orang. Tidak ada sakit hati hari itu. -Terus berdoa, malam tahun baru 2018. ----------------------------------------------------------------------------------- Diupload pukul 17.57 WITA. Lombok 1/1/2018.

Terdiam

Malam ini aku akan berkutat dengan secangkir kopi dan alunan lagu yang mengiri rasa cemas. Memandangi dinding kaca tebal, melihat awan kelam, bermandi cahaya kota. Menyenangkan. Seorang gadis berbaju cerah, dengan pita merah, selaras dengan rona di pipinya. Seteguk alkohol untuk hari yang panjang, gila karena cinta. Mabuk, lupa dan jatuh. Meratapi ribuan kata manis yang terlontar dari hati yang telah keruh. Ia pergi, rusak, dan tak kembali. Aku akan terdiam malam ini, bersama guling merah yang terduduk manis di pojok kamar. Menyalahkan lampu jalan yang kala itu menahan kami tujuh puluh detik. Dihujani rasa marah, memupuk mimpi buruk, dan terbangun di tumpukan penyesalan. Aku akan terduduk di pinggir ranjang dan memandangi lampu kamar. Terang bulan di atas meja akan segera dingin tak termakan. Aku bukan nirmala, bukan pula bianglala. Telah sakit yang katanya tak berdosa. Bekas-bekas itu menari di kepala, membuat barisan dan menyerang. Senjata makan tuan. Aku...

Makan Sushi

Hari ini tanggal 22 Desember 2017 gue udah gak bisa banget nahan rasa penasaran gue. Kayanya Insya Allah kapan aja gue mau gue bisa-bisa aja sih beli, tapi gue kayak punya komitmen sendiri buat ga makannya. Apa itu? Sesuai judulnya, Sushi. Yup, Sushi.  Bicara mengenai sushi pastinya ada kaitannya dengan Jepang, secara Jepang negara asalnya si Sushi ini, ya kan. Nah, kebetulan dari SMP sekitar tahun 2014 gue tuh pingin banget ke Jepang dan punya komitmen untuk makan sushi di negara asalnya. Gue gak mau makan sushi di Indonesia biar gue punya bayangan dan ekspektasi bagus lah gitu sama sushi. Gue menghindari banget lah yang namanya makan sushi. Oh ya, yang gue maksud itu bukan roll sushi degan isian nugget, sosis, abon atau apa lah itu yang matang dan yang dijual di kantin-kantin. Yang gue maksud itu sushi yang pake nasi dikepal terus atasannya ikan mentah gitu, loh. Seperti ini: Ini namanya Nigiri Sushi. Biasanya atasannya Salmon, Tuna, Telur, Udang atau jenis seafood lainny...

Pelajaran Hari Ini

Hari ini tanpa saya duga menjadi hari dimana semua terlihat kabur dan abu-abu. Hari ini semua berkabung. Salah satu aset terbaik Korea Selatan pergi meninggalkan kita semua, Kim Jonghyun. Aku enggak begitu tahu secara dalam sosok Jonghyun ini. Aku hanya tahu bahwa dia member dari grup Shinee, seorang soloist, dan diantara 5 member dia yang terpendek, haha:) aku juga sangat hafal tahun berapa saja member Shinee lahir, walaupun bukan Shawol; Onew yang tertua, 1989; Jonghyun 1990; Key dan Minho 1991; dan Taemin 1993. Di Shinee yang aku suka sejak pertam kali tau Shinee itu Minho. Kenapa? Karena lebih keren menurutku. Lalu kenapa begitu sedih sekali diriku ketika tahu kabar ini. Sebelumnya aku ingin bercerita dulu bagaimana shock-nya ketika dapat kabar ini. Sekitar 3 menit sebelum azan Maghrib hari ini (12/18/2017) aku tidak sengaja membuka snapgram seseorang yang meng-capture salah satu berita di twitter. Siapa yang percaya kalau bukan dari media yang benar-benar val...