Langsung ke konten utama

Makan Sushi

Hari ini tanggal 22 Desember 2017 gue udah gak bisa banget nahan rasa penasaran gue. Kayanya Insya Allah kapan aja gue mau gue bisa-bisa aja sih beli, tapi gue kayak punya komitmen sendiri buat ga makannya. Apa itu? Sesuai judulnya, Sushi. Yup, Sushi. 

Bicara mengenai sushi pastinya ada kaitannya dengan Jepang, secara Jepang negara asalnya si Sushi ini, ya kan. Nah, kebetulan dari SMP sekitar tahun 2014 gue tuh pingin banget ke Jepang dan punya komitmen untuk makan sushi di negara asalnya. Gue gak mau makan sushi di Indonesia biar gue punya bayangan dan ekspektasi bagus lah gitu sama sushi. Gue menghindari banget lah yang namanya makan sushi. Oh ya, yang gue maksud itu bukan roll sushi degan isian nugget, sosis, abon atau apa lah itu yang matang dan yang dijual di kantin-kantin. Yang gue maksud itu sushi yang pake nasi dikepal terus atasannya ikan mentah gitu, loh. Seperti ini:
Ini namanya Nigiri Sushi. Biasanya atasannya Salmon, Tuna, Telur, Udang atau jenis seafood lainnya.
photo souce: google.
Nah, gue tuh menghindari banget lah pokoknya makan ini, pinginnya nanti aja kalau gue ke Jepang makannya. Oke lah, 2014, 2015, 2016, tibalah 2017. Sebenarnya 2017 ini gue gak punya pikiran buat makan sushi. Sampai akhirnya liburan akhir tahun datang dan gue dirundung kebosanan. Akhirnya gue nonton youtube-nya Raditya Dika. Sebenarnya berawal dari series Perang Makanan yang doi bikin bareng temannya Pandu, entah siapa dia sebenarnya, dan pas banget seminggu yang lalu bang Radit upload video BELAJAR MAKAN SUSHI bareng Pandu temannya. Disitu tiba-tiba gue jadi kaya penasaran banget sama sushi karena kelihatannya enak banget terus lihat dia makan tuh sushi creamy banget gitu lah. Terus ternyata bang Radit sebelumnya juga pernah ajak Babe Cabita Makan Sushi dan berujung bang Babe muntah, haha. Tapi dari yang gue lihat sushinya tuh fresh gitu. Selain gue nonton youtube-nya bang Dika gue juga nonton youtube tunangannya, Anisaa Azizah. Dia juga sering tuh upload video makan sushi, entah itu sendiri atau bareng bang Dika. Makin kepincut tuh gue.

Akhirnya dan akhirnya, pagi ini (12/12/17) gue nonton lagi video-video makan sushi di youtube. Tadi siang nyokap gue ajak ke mall buat beli baju adek gue karena besok mau pergi trip keluarga gitu lah. Gue ikut dan akhirnya komitmen gue ambyar, yar, yar. Sambil nunggu nyokap ke Matahari gue membawa diri gue ke Ichiban Sushi. Gila itu gue kaya gak sadar gitu sih tiba-tiba udah duduk di sana terus mesan. Gue bingung sih mau pesan apa karena gue sama sekali gak pernah makan sushi yang kaya gitu. Akhirnya gue pun pesan dua jenis sushi, Sake sama Roaster Tuna (Aburi).
Sake Sushi

Aburi Sushi
Kenapa gue pesan itu? Karena menurut gue itu salah satu sushi yang oriented banget lah di lidah penikmat sushi. Kayanya sebelum lo bisa naik level makan sushi lu musti makan itu dulu. Itu klau menurut gue sih. 

Gue tunggu, dan yang pertama datang ke meja gue itu air mineral sama wasabi, sumpit sama sedotan juga. Wasabi di sana sih kelihatan banget ya kalo wasabinya bukan wasabi asli, karena setau gue sih harga wasabi asli tuh mahal banget jadi diganti sama horseradish terus dikasih pewarnah, jadi seakan-akan itu wasabi. Rasanya juga kalau menurut gue untuk pertama kali coba ga begitu pedas, cuma kaya balsem gitu sih.
horseradish a.k.a wasabi

Setelah nunggu beberapa menit akhirnya datang deh pesanan gue. Gue cukup dibuat mati gaya, secara gue makan sendirian dan gak ada sinyal 4G. Di sana gak ada wifi, mungkin biar yang makan gak duduk lama-lama kali ya. Yang pertama kali gue makan itu yang menurut gue aman deh ya. Gue makan Aburi dulu yang pertama, karena penasaran gimana rasanya tuna setengah matang. Oh ya sebelumnya gue campur dulu Soyu, wasabi sama bubuk cabenya. Kemudian gue aduk dan gue celupin sushinya ke sana. Gue udah tau sih sebelumnya gimana kiat-kiat makan sushi jadi gue praktekin disana. Gigitan pertama, hm lumayan sih, cuma lidah gue masih belum terbiasa dengan ikan yang hambar no seasoning gitu. Tapi enak gue lumayan suka karena mungkin tuna jadi lebih bertekstur gitu. Bagian mentahnya ga bikin eneg. 

Yang kedua yang gue coba itu Sake. Sejujurnya gue agak kampungan gitu sih, karena ini pertama kali kan. Jadi gue cukup deg-degan saat mau makannya. Oke akhirnya gue gigit setengah dan boom. Muka gue seketika merah kaya nahan sesuatu yang mau keluar dari mulut gue. Ekspektasi gue sih ikannya bakal segar gitu dan melted di mulut, tapi ternyata engga. Untuk salmon masih kerasa sih amisnya dan gue gak dapet banget rasa umami dari ikannya. Gue gak tau apakah warung sushi lain juga seperti itu, tapi menurut gue Sake sushi di Ichiban kurang fresh gitu lah. Menurut gue kalau makan sushi gitu akan lebih enak kalau ada pickles atau seperti jahe atau apalah itu namanya aku lupa, tapi biasanya diletakin di meja restoran sushi. 

Untuk nilai 1-10, gue kasih nilai beda untuk dua sushinya. Untuk Aburi gue kasih 7 dan untuk Sake gue kasih 3,5 deh. Gue masih belum menemukan enaknya sake sushi Ichiban tu dimana. Yang menurut gue kuran sih nasinya, karena kalo gak salah gue nasi sushi itu kuncinya dari cukanya dan saat makan gue cari-cari rasa cukanya, tapi gue gak begitu ketemu rasanya. Jadi untuk nasi gue kasih 6 deh.

Untuk kekhilafan makan sushi kali ini gue agak kecewa karena semuanya gak sesuai ekspektasi gue.  Cuma Aburi-nya doang sih yang lumayan enak. Tapi itu menurut lidah gue ya, bukan berarti gak enak di semua lidah. Gue gak nyesal nahan nafsu dari tahun 2014. Gue juga gak nyesal cobain sushi pertama gue di Indonesia, bukan di Jepang. Mungkin ini artinya gue bentar lagi bakal ke Jepang terus makan Aburi sepuas lidah atau ternyata gue nemuin Nigiri yang enak pake banget. Haha, semoga ya.

Akhirnya gue pun kenyang dan makan sendiri gue terbayar sekitar tujuh puluh tiga ribu. Kalau ukuran makan gue sih itu termasuk mahal, karena kalo lo beli sepiring sushi lo bisa dapet 3 mangkok mie ayam sama dua gelas es teh. Gue bukan anak yang gila jajan gitu sih, bukan foodie juga. Jadi buat ukuran makan sendiri itu termasuk bikin ATM jebol coy. Haha. Ini bill gue makan di Ichiban.
73.112 included tax yaa.
Oke lah. Kalau gue rating dari 1-10 Ichiban gue kasih 7 deh. Thank you Ichiban udah jadi first experience gue makan sushi. Semoga kali kedua gue makan sushi udah gak makan di Indonesia tapi makan langsung di Pasar Tsukiji di Tokyo yang katanya sushi disana enak parah dan yang pasti review sushi selanjutnya gue pastikan untuk bukan sushi Indonesia, ya. Hahaha. Semoga ya, Aamiin. 

Nadhira Fahrin 23.00 WITA
Lombok, 12/22/2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Sisi Tak Terduga

Alhamdulillah. Di satu sisi memang terkadang kurang bersyukur, tapi di sisi ini aku perlu bersyukur. Kalau ditanya sudah berapa kali mengeluh? Jawabannya mudah, tiap saat. Hahahaha. Sudah tiga bulan aku hiatus nulis blog, padahal resolusinya rutin ngisi blog. Ndak konsisten, ya. Sebenarnya kemarin-kemarin mau nulis curhatan tentang satu tahun di Mataram (tempat tinggalku sekarang), tapi ada yang jauh lebih menarik untuk ditulis malam ini.  Alhamdulillah. Kata-kata yang sekarang gak cuma Muslim doang yang mengucapkan, bahkan guru matematika-ku yang beragama Hindu aja selalu ucap Alhamdulillah (kalau trouble-maker gak masuk kelas pas pelajaran beliau, hahah). Gak cuma beliau, teman-temanku yang Kristen dan Hindu di kelas juga ucap Alhamdulillah. Tapi ada yang beda, Alhamdulillah-ku yang ini emang beda banget dengan Alhamdulillah yang kuucapkan biasanya. Hari ini (02/16/17) kebetulan sekali aku menemani kakak-kakak crew Zetizen Lombok Post untuk ikut roadshow first a...

Dear Dhira

A short message for a mess self, who surrounded by confusion. Dear Dhira, a semi-mature kid, a weakened soul. How many time have you spent for thinking about the weight of life It was just a beginning, Dhira, you were too short to taste all the rigors But your eyes has just tired to see the whole matter Dear Dhira, this is you, your another side. You were not alone, generous souls are around you There are a lot of kindness that wait for you further Just strenghten you knees and mind, there is still long way to through Dear Dhira, I'm your another side, a side that you needed right now, a side that always being aware that you have tired But Dhira, remember, far ahead you will see the light, the light that lead you be a soul that you want to be. -From your another soul Nadhira Fahrin Padang, 12/03/2018 23.04

Doa

Foto ini di ambil pada tanggal 1 Januari 2017 oleh Nadhira Fahrin. Kepada tanah yang kuinjak, aku tahu ini bukan sehari-dua hari engkau terbentuk. Kepada tanah yang kujunjung, aku tahu bukan hanya aku yang menjunjung. Kepada tanah yang kubanggakan, banyak yang memilikimu, bukan?  --- Hari ini, 18 April, aku memandangi layar sebuah benda hitam dengan layar dan potongan-potongan huruf, ini buah dari kemajuan akal serta pikiran manusia, bukan? Hari Ini, 18 April, aku menyanyikan lagu yang benar-benar terasa masuk ke hati, ini berkat sebuah perjuangan ratusan tahun, yang terekam oleh sejarah itu, bukan? Hari ini, 18 April, aku makan dengan lahap di sebuah meja makan di rumah, dengan lauk pauk beragam, dengan tangan kanan kosong, yang hadir oleh tangan-tangan luar biasa di medan dapur itu, bukan?  --- Untukku, 17 tahun, apa yang sudah kamu lihat 17 tahun ini? Jangan muluk-muluk 17 tahun, apa yang telah kamu lihat kemarin? Kamu lihat yang diharapkan? At...