Langsung ke konten utama

Terdiam

Malam ini aku akan berkutat dengan secangkir kopi dan alunan lagu yang mengiri rasa cemas.
Memandangi dinding kaca tebal, melihat awan kelam, bermandi cahaya kota. Menyenangkan.
Seorang gadis berbaju cerah, dengan pita merah, selaras dengan rona di pipinya.
Seteguk alkohol untuk hari yang panjang, gila karena cinta.
Mabuk, lupa dan jatuh. Meratapi ribuan kata manis yang terlontar dari hati yang telah keruh.
Ia pergi, rusak, dan tak kembali.

Aku akan terdiam malam ini, bersama guling merah yang terduduk manis di pojok kamar.
Menyalahkan lampu jalan yang kala itu menahan kami tujuh puluh detik.
Dihujani rasa marah, memupuk mimpi buruk, dan terbangun di tumpukan penyesalan.
Aku akan terduduk di pinggir ranjang dan memandangi lampu kamar.
Terang bulan di atas meja akan segera dingin tak termakan.
Aku bukan nirmala, bukan pula bianglala. Telah sakit yang katanya tak berdosa.
Bekas-bekas itu menari di kepala, membuat barisan dan menyerang. Senjata makan tuan.
Aku tetap di sini, rusak dan ingin kembali.

Nadhira Fahrin 22.22 WITA
12/26/2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Sisi Tak Terduga

Alhamdulillah. Di satu sisi memang terkadang kurang bersyukur, tapi di sisi ini aku perlu bersyukur. Kalau ditanya sudah berapa kali mengeluh? Jawabannya mudah, tiap saat. Hahahaha. Sudah tiga bulan aku hiatus nulis blog, padahal resolusinya rutin ngisi blog. Ndak konsisten, ya. Sebenarnya kemarin-kemarin mau nulis curhatan tentang satu tahun di Mataram (tempat tinggalku sekarang), tapi ada yang jauh lebih menarik untuk ditulis malam ini.  Alhamdulillah. Kata-kata yang sekarang gak cuma Muslim doang yang mengucapkan, bahkan guru matematika-ku yang beragama Hindu aja selalu ucap Alhamdulillah (kalau trouble-maker gak masuk kelas pas pelajaran beliau, hahah). Gak cuma beliau, teman-temanku yang Kristen dan Hindu di kelas juga ucap Alhamdulillah. Tapi ada yang beda, Alhamdulillah-ku yang ini emang beda banget dengan Alhamdulillah yang kuucapkan biasanya. Hari ini (02/16/17) kebetulan sekali aku menemani kakak-kakak crew Zetizen Lombok Post untuk ikut roadshow first a...

Dear Dhira

A short message for a mess self, who surrounded by confusion. Dear Dhira, a semi-mature kid, a weakened soul. How many time have you spent for thinking about the weight of life It was just a beginning, Dhira, you were too short to taste all the rigors But your eyes has just tired to see the whole matter Dear Dhira, this is you, your another side. You were not alone, generous souls are around you There are a lot of kindness that wait for you further Just strenghten you knees and mind, there is still long way to through Dear Dhira, I'm your another side, a side that you needed right now, a side that always being aware that you have tired But Dhira, remember, far ahead you will see the light, the light that lead you be a soul that you want to be. -From your another soul Nadhira Fahrin Padang, 12/03/2018 23.04

Ketemu Tere Liye

Bersama bang Darwis "Tere Liye". Konon katanya bang Darwis ini hanya menerima permintaan foto "candid" dan tidak selfie atau sadar kamera. Alhamdulillahi rabbil aalamiin. Gak disangka-sangka rezeki itu datangnya bahkan dari arah yang enggak banget diduga. Alhamdulillah, atas izin Allah SWT aku beberapa hari yang lalu, tanggal 22 April 2017 berkesempatan untuk bisa hadir ke Roadshow buku terbarunya penulis favoritku, dan juga favorit banyak orang, Tere Liye. HOREE!! KAlau mau diungkapkan pake kata-kata emang aku gak bisa banget a menjelaskan bagaimana rasanya bisa bertemu beliau, tetapi simpelnya, IT WAS VERY EPIC! Pada awalnya tau ada roadshow buku barunya Tere Liye #AboutFriends itu dari salah satu kerabat di salah satu grup Line. Sebut saja kak T. Awalnya sih rada gak percaya dengan broadcast Line yang dibagian sama si kak T ini, tapi aku langsung cek di twitternya Gramedia Lombok, dan ternyata memang benar akan ke Mataram. Beruntungnya, roads...