Langsung ke konten utama

Yang Penting Niat

source: pinterest
Sekitar dua minggu yang lalu dikarenakan oleh kegabutan yang 'hqq', jadilah aku mem-posting artikel menenai Review 'Samyang' Di awal bulan ini banyak sekali sebenarnya yang membuat sakit kepala. Mulai memikirkan nasib diterima di sini, diterima di sana, bagaimana ini, bagaimana itu. Intinya banyak cemas belakangan ini. Semoga segala kecemasan-kecemasan itu bisa terbayar dengan hasil yang sesuai dengan ekspektasi. Aamiin.

Sudah hampir dua bulan tidak lagi pergi ke sekolah. Ketemu dengan teman SMA juga sudah tidak pernah sejak pertengah April karena ketika itu harus mengurus tes kesehatan untuk kuliah dan keluarga juga tidak lagi menetap di Lombok. Karena sudah tidak jelas aku ini domisili di mana, akhirnya terjadilah kegabutan dan status 'pengangguran'. Kalau ada teman yang sedang di Jakarta dan sekitarnya aku samperin, kita jalan, bukber. Tapi itu terjadi hanya sampai awal ramadhan saja. Ketika teman-temanku sudah pulang ke daerah asal akhirnya aku kembali menjadi 'pengangguran', mengikuti kemana om dan nenekku pergi (karena kebetulan waktu itu tinggal di Bekasi dengan mereka), leyeh-leyeh, menghabiskan kuota. Intinya kebingungan begitu lah. Menelpon teman menjadi kebiasaan. Terutama temanku, Nada dan Debor yang sering banget aku telponin. Maaf ya ges, tapi aku juga tau kalian ngosong makanya aku telponin. Begitu pula dengan chattingan, hampir sering sekali, terutama dengan Debor.

Nah, sekitar beberapa hari yang lalu, aku dan Debor chatting-an di Line dan beberapa hari sebelumnya aku sempat tawarin di grup yang ada dianya juga buat ikutan Asia World MUN di Seoul. Maksudku menawarkan itu kebetulan buat ajakin mereka siapa tahu kalau lolos bisa ngerasain gimana sih MUN itu, padahal mah aku juga gak pernah sih ikutan MUN yang kelasnya Internasional. Kebetulan ketika itu aku daftar dua jam sebelum deadline. Temanku dekatku, Nabil, juga kebetulan ikut dan sama-sama daftar dua jam sebelum deadline. Akhirnya sekitar hari senin kemarin pengumumannya. Nabil kabarin ke aku kalau dia lolos dan aku juga, alhamdulillah. Tapi masalah berangkat atau tidaknya aku juga belum tahu jadi atau tidak, karena ada sesuatu yang lebih penting dari pada itu. Kemudian karena aku dan Debor sama-sama penggemar Korea, aku kabarilah dia bahwasanya aku akan 'bertemu oppa', hahaha. Ternyata dia pada dasarnya pingin banget ikut kegiatan-kegiatan seperti itu. 

Kebetulan bulan lalu aku mendaftarkan diri ke sebuah beasiswa asing yang lumayan banyak menerima mahasiswa undergraduate (S1). Nah, apa hubungannya dengan kekosongan ini? Oke aku jelaskan.

Yang pertama Debor. Aku dan Debor sudah temenan sejak kelas dua SMP. Long-story-short, dia sampai saat ini masih belum yakin akan diterima kuliah dimana. Tapi alhamdulillah-nya hari minggu kemarin dia tes salah satu universitas swasta dan lolos. Tapi sebagai anak eksakta yang suka kimia, dia masih tetap berharap dengan hasil SBMPTN. Karena sudah menyerah, akhirnya dia pilih universitas yang di daerah domisilinya. Ya, bisa di  bilang 'univ dekat rumah'. Mungkin karena aku sering cerita ke dia kalau aku desperate parah dengan si beasiswa itu dan mengenai aku lolos MUN ke Seoul, tiba-tiba aja doi nanya gimana caranya kalau daftar beasiswa. Dia bilang cukup jenuh berada di tempatnya sekarang dan ingin mencari pengalaman baru. Sebenarnya hal-hal seperti ini benar-benar sepele dan bisa dicari sendiri. Tapi untuk kasus Debor, dia benar-benar awam dengan hal-hal seperti itu. Relasi juga tidak sebanyak yang aku punya *ehe, enggak maksud sombong kok*. Akhirnya aku terangkan apapun yang dia gak ngerti tentang how to apply scholarship dan tetek-bengek-nya. Kemudian dia tanya deadline beasiswa yang aku ikuti itu kapan dan ingin ikut juga. Namun sayangnya pendaftarannya sudah tutup hampir sebulan yang lalu dan yang aku tahu beasiswa lain yang sebentar lagi akan buka yaitu beasiswa pemerintah Korea. 

Ada cerita lain yang hampir mirip, kali ini datang dari teman SMA-ku di Bengkulu, Wanda. Dari yang awalnya kita ngomongin film "Along with The Gods" sampai tiba-tiba dia bahas keyakinan orang Korea dan beratnya menjadi muslim di Korea. Setelah percakapan panjang itu dia tiba-tiba tanya padaku, "Cita-cita kamu sekarang apa?". Lalu aku jawab aku ingin sekali bisa bekerja di organisasi besar seperti UNICEF atau UN atau kalau tidak bisa bekerja di KBRI menjadi diplomat. Kemudian aku bilang ke dia, kalau tidak dapat beasiswa yang sekarang sedang menunggu kabar ini aku akan apply beasiswa Korea. Karena punya passion dalam bahasa Korea, dia juga ingin kuliah ke luar negeri, terutama Korea. Sama seperti kasus Debor, ingin beasiswa tapi masih belum mengerti bagaimana caranya. Tidak papa. Iya, tidak papa.

Jujur aja, sebagai cewek yang sempat jadi Miss Gagal Maning, aku selalu suka melihat teman-teman yang punya kemauan, terutama buat belajar jauh. Sebagai anak nomaden sejak lahir, aku benar-benar ngerasain gimana rasanya punya temen beda-beda daerah dan itu bikin kita kaya akan pengalaman dan bisa tahu lebih langsung gimana daerah itu. Banyak yang bilang "alah, omdo mau masuk ini mau masuk itu", "Kaya bisa aja ngomong English trus so so an mau ke luar negeri" atau yang sering banget aku temuin, "rata-rata (rapot) aja gak cukup mau ambis masuk UGM, UI, ITB". Sebenarnya gak layak lah ngomong gitu. Bukan itu yang penting. Bagi aku satu yang paling penting, Yang Penting Niat. Sejak aku tinggal di Lombok, yang mana mostly teman-temanku memutuskan gak lanjut kuliah, setiap dengar kabar ada teman yang ingin lanjut kuliah suka seneng banget. Setidaknya dengan pendidikan mereka punya harapan. Begitu juga dengan teman-teman yang punya keinginan  dan niat buat study abroad. Meskipun niat cuma sebesar biji sawi, yang aku sendiri kaga tau itu sebesar apa, tapi kalau itu ada, why not? Jadi bawaannya senang setiap ada teman yang nanya gimana sih caranya apply, walaupun sebenarnya di google ada. Istilahnya mereka punya keinginan selangkah lebih maju.

Untuk teman-teman lain di luar sana yang sekiranya pernah terpikir untuk 'selangkah lebih maju', gak ada salahnya untuk bertanya, dan sekecil apapun niat itu, yakin deh, pasti dihargai oleh Allah dan pertanyaan itu akan terjawab. Gak ada salahnya untuk mencoba, karna kita gak tahu dari apa yang kita coba itu akan seperti apa. Asal itu baik maka yang datang baik pula. Dan aku sekarang yang nasibnya tidak tahu akan seperti apa, semoga ikhtiar dan tawakal berbuah rahmat dari-Nya. Semoga diberikan yang terbaik, ya. Allahumma Aamiin. 

Ya, terakhir dari tulisan ini, semoga siapapun kamu, terutama kaum newbie, semoga segala niat-niat dan keinginan untuk selangkah lebih maju bisa terjalankan. Aku pendukung terdepan kalian! Semangat dan selamat mencoba!!

“Nobody can discover the world for somebody else. Only when we discover it for ourselves does it become common ground and a common bond and we cease to be alone” – Wendell Berry.

P.s= Pihak-pihak yang disebutkan di atas bersedia disebutkan namanya. Semoga kebaikan selalu menaungi kalian. Dan hubungan antara kekosonganku adalah aku dapat materi baru di blog :) hehehe.

Nadhira Fahrin. 22.28 WIB Jogjakarta 6/6/2018.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa

Foto ini di ambil pada tanggal 1 Januari 2017 oleh Nadhira Fahrin. Kepada tanah yang kuinjak, aku tahu ini bukan sehari-dua hari engkau terbentuk. Kepada tanah yang kujunjung, aku tahu bukan hanya aku yang menjunjung. Kepada tanah yang kubanggakan, banyak yang memilikimu, bukan?  --- Hari ini, 18 April, aku memandangi layar sebuah benda hitam dengan layar dan potongan-potongan huruf, ini buah dari kemajuan akal serta pikiran manusia, bukan? Hari Ini, 18 April, aku menyanyikan lagu yang benar-benar terasa masuk ke hati, ini berkat sebuah perjuangan ratusan tahun, yang terekam oleh sejarah itu, bukan? Hari ini, 18 April, aku makan dengan lahap di sebuah meja makan di rumah, dengan lauk pauk beragam, dengan tangan kanan kosong, yang hadir oleh tangan-tangan luar biasa di medan dapur itu, bukan?  --- Untukku, 17 tahun, apa yang sudah kamu lihat 17 tahun ini? Jangan muluk-muluk 17 tahun, apa yang telah kamu lihat kemarin? Kamu lihat yang diharapkan? At...

Top 5 Korean Movie by Nadhira Fahrin

오랜만 이네!! 무슨 일이야?? Udah sebulan gak nulis di blog. Sebenarnya bukan karena gak mau nulis lagi, tapi belakangan sibuk kuliah, jadi gak ada waktu. 'Kok tumben nulis-nulis Korea, Bahasa Indonesia aja masih remidi'. Mungkin ada yang kepo tulisan Korea di atas artinya apa, mba-mas boleh cari di Google artinya apa. Bisa tau beginian sebenarnya karena keseringan nonton variety show korea sih. Kalau drama aku kurang suka, kayanya setelah 1,5 tahun gak nonton drakor, baru sekarang nonton lagi. Sefanatik itu aku sama aktor Do Kyungsoo (EXO), karena gak suka drakor ya aku gak nonton. Drama yang sekarang lagi aku tonton judulnya " Heart Surgeon ". Sesuai judulnya, drama ini tentang kehidupan di departemen Torakoplastik di rumah sakit. Bukan Operasi plastik ya, Torakoplastik. Apa itu Torakoplastik? Tanya mbah google. Kita gak akan bicarain drama korea, kali ini aku mau kasih review dan rekomendasi film Korea yang selama ini aku tonton. Setelah gak doyan lagi nonton drama, ...

Makan Sushi

Hari ini tanggal 22 Desember 2017 gue udah gak bisa banget nahan rasa penasaran gue. Kayanya Insya Allah kapan aja gue mau gue bisa-bisa aja sih beli, tapi gue kayak punya komitmen sendiri buat ga makannya. Apa itu? Sesuai judulnya, Sushi. Yup, Sushi.  Bicara mengenai sushi pastinya ada kaitannya dengan Jepang, secara Jepang negara asalnya si Sushi ini, ya kan. Nah, kebetulan dari SMP sekitar tahun 2014 gue tuh pingin banget ke Jepang dan punya komitmen untuk makan sushi di negara asalnya. Gue gak mau makan sushi di Indonesia biar gue punya bayangan dan ekspektasi bagus lah gitu sama sushi. Gue menghindari banget lah yang namanya makan sushi. Oh ya, yang gue maksud itu bukan roll sushi degan isian nugget, sosis, abon atau apa lah itu yang matang dan yang dijual di kantin-kantin. Yang gue maksud itu sushi yang pake nasi dikepal terus atasannya ikan mentah gitu, loh. Seperti ini: Ini namanya Nigiri Sushi. Biasanya atasannya Salmon, Tuna, Telur, Udang atau jenis seafood lainny...