Malam ini aku akan berkutat dengan secangkir kopi dan alunan lagu yang mengiri rasa cemas. Memandangi dinding kaca tebal, melihat awan kelam, bermandi cahaya kota. Menyenangkan. Seorang gadis berbaju cerah, dengan pita merah, selaras dengan rona di pipinya. Seteguk alkohol untuk hari yang panjang, gila karena cinta. Mabuk, lupa dan jatuh. Meratapi ribuan kata manis yang terlontar dari hati yang telah keruh. Ia pergi, rusak, dan tak kembali. Aku akan terdiam malam ini, bersama guling merah yang terduduk manis di pojok kamar. Menyalahkan lampu jalan yang kala itu menahan kami tujuh puluh detik. Dihujani rasa marah, memupuk mimpi buruk, dan terbangun di tumpukan penyesalan. Aku akan terduduk di pinggir ranjang dan memandangi lampu kamar. Terang bulan di atas meja akan segera dingin tak termakan. Aku bukan nirmala, bukan pula bianglala. Telah sakit yang katanya tak berdosa. Bekas-bekas itu menari di kepala, membuat barisan dan menyerang. Senjata makan tuan. Aku...