Bersama bang Darwis "Tere Liye". Konon katanya bang Darwis ini hanya menerima permintaan foto "candid" dan tidak selfie atau sadar kamera. |
Pada
awalnya tau ada roadshow buku barunya Tere Liye #AboutFriends itu dari
salah satu kerabat di salah satu grup Line. Sebut saja kak T. Awalnya
sih rada gak percaya dengan broadcast Line yang dibagian sama si kak T
ini, tapi aku langsung cek di twitternya Gramedia Lombok, dan ternyata
memang benar akan ke Mataram. Beruntungnya, roadshow buku #AboutFriends
ini sendiri (setahuku) cuma ada di 4 kota di Indonesia. Depok, Surabaya,
Mataram dan Kupang. Pas aku tahu berita ini bukan hoax aku langsung
excited banget, karena pingin tahu beliau sosok seperti apa. Apa lagi
setelah baca novel "Rindu", aku seperti ter-wah-wah dengan karya
beliau.
Kemudian
datanglah tanggal 22 April. Hari itu, aku izin pulang cepat dari
sekolah (dispen) jam 11 pagi karena akan menjadi panitia di salah satu
kegiatan. Panitia harus datang lebih cepat dari peserta. Aku mulai
pusing karena kebetulan mamake sedang tidak di Mataram dan hanya ada
bapake. Aku gak punya motor jadi harus diantar ortu. Kendaraan umum pun
juga tidak ada. Dari pada merepotkan bapake antar jemput aku dari lokasi
lomba di Lombok Post terus ke Gramedia yang jaraknya jauh, jadi aku
hanya minta bapake buat jemput pulang dari sekolah ke rumah aja. dari
rumah ke Lombok Post aku berangkat bareng temanku, R. Nah kemudian, di
Lombok Post aku sibuk ini itu. Sibuk bantu-bantu. Sampai jam setengah 4
dan masih belum selesai.
Akhirnya,
aku semakin panik, maklum mudah panik. Panik karena semua orang sibuk
dan gak ada yang bisa antar atau temani aku ke Gramedia. Ia jomblo, ga
papa, gak dosa. Mau naik Gojek tapi di sekitar daerah Lombok Post,
Sweta, gak terdeteksi mbak/mas Gojek-nya. Akhirnya mau tidak mau aku
naik taksi. Fyi, di Mataram sendiri taksi udah seperti angkot, karena
angkutan umum disini hanya taksi yang ada. Dengan perasaan gak enak
karena pulang duluan, akhirnya aku naik taksi ke Gramedia dan bayar
25.000. Kalau naik Gojek paling cuma 13.000-15.000.
15
menit perjalanan. AKHIRNYA, aku sampai di Gramedia. Belum terlihat
ramai, karena belum jam 16.00, tetapi ternyata bang Tere udah ngomong
sekitar 5 menit sebelum aku datang. Acaranya di lantai dua dan sudah
cukup ramai ternyata. Awalnya aku berdiri, tapi 5 menit setelah itu aku
dapat tempat duduk. herannya, orang-orang lebih banyak yang berdiri
ketimbang duduk.
Wah jujur aja aku benar-benar impressed
sekali dengan belau ini. Dia cerita banyak hal, mulai dari bukunya,
ibunya, teman kuliahnya, pengalamannya, pokoknya banyak banget. Aku gak
bisa jelaskan "kuot-kuot" yang beliau bilang kemarin, tetapi ada satu
yang membuatku semangat lagi untuk menulis. Beliau bilang, "Menulislah
dalam 180 hari dan setiap harinya tanpa terputus. Tulis tentang apa
saja. Minimal 1000 kata sehari. Dan di hari ke 180 perhatikan tulisanmu.
Saya sudah melahirkan banyak penulis dari cara ini. Tidak perlu cara
lain" begitulah seingatku beliau berkata. Kata-katanya mungkin tidak
sama persis. Tetapi itu yang benar-benar aku ingat.
Ada
momen lucu. Ketika itu beliau bercerita pergi ke Bengkulu. Sontak aku
kaget, teringat teman-teman di Bengkulu. Ketika aku kaget, beliau lihat
aku dan beliau dari depan bilang, "loh itu kenapa kaget saya bilang
Bengkulu? Orang Bengkulu, ya?". Karena gugup akhirnya kujawab, "Enggak,
aku baru pindah dari Bengkulu.". Hahahaha. Seru banget pokoknya. Di sesi
tanya jawab aku ingin bertanya, tetapi tidak dipilih. tetapi salah satu
pertanyaanku dijawab. Yaitu bagaimana beliau bisa menulis novel "Rindu.
Beliau bilang, beliau melakukan penelitian untuk buku tersebut.
Penelitiannya banyak sekali dan detail.
Setelah
semua selesai, sampailah di penghujung acara. Sesi terakhir yaitu sesi
tanda tangan. Aku bawa 3 buku, "Rindu", "Pulang" dan "Sunset and Rosie".
Aku kira aku sudah yang paling banyak membawa, ternyata bahkan ada yang
membawa 9 buku. Dan ini tanda tanggannya.
Pas sesi tanda tangan datnglah
giliranku. Dari awal datang baterai hape tinggal 3% dan sangat rawan
mati. Kalau hape mati otomatis gak ada kenangan ketemu beliau. Tapi
alhamdulillah banget sampai selesai sesi TTD hape masih hidup. Pas tiba
giliranku, aku benar-benar deg-deg-an parah dan grogi minta ampun sampai
mau nangis tapi aku tau aku sendiri dan kutahan, HAHAHAH. Aku
speechless dan cuma bisa ngomong "Bang, salam untuk semua
tokoh-tokohnya." Abis aku bingung mau ngomong apa karena udah hilang
akal. Pas beliau mau tanda tanganin "Pulang" beliau lihat tulisan
"Gramedia Padang" di sudut kanan buku. Beliau pun tanya ke aku kenapa
beli di Gramedia Padang, sedangkan sekarang di Lombok. Aku bilang kalau
beli ini pas pulang ke Padang dan aku orang Padang. Dia tanya lagi
kenapa bisa di Lombok. Ku bilang karena ikut bapake pindah-pindah. Terus
juga dia nanya aku di Lombok kerja, sekolah atau kuliah. Aku jawab aku
sekolah.
Intinya,
satu setengah jam ketemu beliau gak cukup banget, dan kalau diberi
kesempatan ketemu lagi aku mau banget untuk ketemu. Buat temen-temen
yang menjadi penggemar beliau, kudoakan semoga bisa ketemu dan
komunikasi langsung dengan dia. PASTI SERU! Oh ya, ada bocoran kalau
bulan Juni atau Juli ini buku beliau akan keluar. Kalau tidak salah
"Bulan". Kemudian akan ada dua novel yang difilmkan, judulnya panjang,
aku malas tulis disini :D ckck. Dan juga akan ada buku baru yang akan
terbit akhir tahun dan tahun 2018. Doaku, semoga kita-kita yang bermimpi
bisa seperti beliau semoga benar-benar bisa dan semoga akan ada Tere
Liye-Tere Liye lain yang muncul di Indonesia. Aamiin.
-----------------------------------------------------------------
Nadhira Fahrin. 24 April 2017, 23.03 WITA.
-----------------------------------------------------------------
Nadhira Fahrin. 24 April 2017, 23.03 WITA.
Baca ini bikin ana atmosfer panas
BalasHapusWkwkwkwkkw
hahaha, sabar fa, doakan aja dia main ke Bukittinggi :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus