Langsung ke konten utama

Ingin Sibuk


Sejak SMP, kata-kata ini bahkan sudah terbesit, "Nanti mau kuliah dimana, jurusan apa?", entah aku yang mengutarakan ataupun orang lain. Kemudian aku selalu menjawab antara jawaban A dan jawaban B, "Pinginnya sih HI atau Kriminologi UI, pokoknya UI." atau "Gak tau deh, disuruhnya sih Hukum Unand tapi aku maunya HI UI". Selalu seperti itu. Tiba lah 2018, dimana di awal tahun telah dibuka pendaftaran seleksi nilai untuk masuk PTN. Oke disini tibalah dilema, timbang sana-sini, nego ini itu sama orang tua, dan sebagainya. Akhirnya dengan berat hati pilihan itu tertuju pada pilihan ayahku tanpa meletakkan satupun UI di dalamnya. Yang kuliah siapa sebenarnya? 

Kemudian ujian nasional, perpisahan, tibalah pengumuman. Warna laman pengumuman menunjukkan warna hijau yang artinya lolos. Perasaanku ketika itu kalau boleh jujur adalah kecewa. Seperti yang dikataka orang tua, kalau tidak lolos ini, maka aku diperbolehkan mendaftar di UI untuk tes lainnya. Tapi apa boleh buat, tes PTN bersama dilaksanakan bersamaan dengan daftar ulang seleksi nilai. Alhasil, tidak satupun tes masuk UI yang aku lakukan. Kecewa parah, tapi ya sudah. Tahun depan niatku untuk mencoba UI begitu bulat, karena aku tidak ingin melewati satu kesempatanpun. 

Setelah berbagai macam drama ini itu, tibalah bulan Agustus, Ospek dimulai. Ospek fakultas bisa dibilang 'lucu', karena sangat banyak aturan tegas dan jelit-jelit kakak tingkat yang bikin elus-elus jidat. Setelah itu tibalah masa perkuliahan. Di fakultasku kami diberi keringanan dalam mengisi Kartu Rencana Studi. Karena aku merupakan anak yang terbilang malas dan jarak dari rumah ke kampus sekitar 14 Km, aku memutuskan untuk memadatkan jadwal kuliah, yaitu hanya tiga kali seminggu, senin, selasa dan kamis. 

Aku udah komit sejak awal kuliah kalau aku bakalan aktif di kegiatan kampus, apapun itu aku harus terlibat aktif, pokoknya ingin sibuk. Aku tipikal orang work-holic, jadi sangat suka yang namanya bekerja. Jadilah di minggu ketiga kuliah aku lihat di grup Whatsaap kalau dibuka pendaftaran untuk menjadi LO salah satu event nasional yang diadakan oleh fakultasku. Namanya Andalas Law Competition 2018, inshaa Allah artikel tentang kegiatan ini akan menyusul, karena kalau boleh jujur acaranya bikin capek tapi pengalaman dan pelajaran yang aku dapat tidak gantikan dengan apapun. Intinya sejak kegiatan itu passion aku di bidang per-panitian semakin meningkat.

Inti dari tulisan kali ini adalah meskipun aku belum berkesempatan masuk universitas yang aku harapkan dan menerima berbagai penolakan dalam hingga luar negeri, tapi sembari menanti kesempatan lain di tahun depan aku cuma mau menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang gak cuma nguntungkanku, tapi juga orang lain. Semoga kamu yang membaca juga menemukan hal yang kamu sukai di tempatmu sekarang. Semangat!

Catatan= Untuk serial 'Kak Tuan' yang seharusnya hadir setiap hari Jumat pukul 18.00 WIB terpaksa kutunda terlebih dahulu karena padatnya tugas dan kegiatan kuliah.

Nadhira Fahrin. Padang 10/6/2018 13.25 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Sisi Tak Terduga

Alhamdulillah. Di satu sisi memang terkadang kurang bersyukur, tapi di sisi ini aku perlu bersyukur. Kalau ditanya sudah berapa kali mengeluh? Jawabannya mudah, tiap saat. Hahahaha. Sudah tiga bulan aku hiatus nulis blog, padahal resolusinya rutin ngisi blog. Ndak konsisten, ya. Sebenarnya kemarin-kemarin mau nulis curhatan tentang satu tahun di Mataram (tempat tinggalku sekarang), tapi ada yang jauh lebih menarik untuk ditulis malam ini.  Alhamdulillah. Kata-kata yang sekarang gak cuma Muslim doang yang mengucapkan, bahkan guru matematika-ku yang beragama Hindu aja selalu ucap Alhamdulillah (kalau trouble-maker gak masuk kelas pas pelajaran beliau, hahah). Gak cuma beliau, teman-temanku yang Kristen dan Hindu di kelas juga ucap Alhamdulillah. Tapi ada yang beda, Alhamdulillah-ku yang ini emang beda banget dengan Alhamdulillah yang kuucapkan biasanya. Hari ini (02/16/17) kebetulan sekali aku menemani kakak-kakak crew Zetizen Lombok Post untuk ikut roadshow first a...

Dear Dhira

A short message for a mess self, who surrounded by confusion. Dear Dhira, a semi-mature kid, a weakened soul. How many time have you spent for thinking about the weight of life It was just a beginning, Dhira, you were too short to taste all the rigors But your eyes has just tired to see the whole matter Dear Dhira, this is you, your another side. You were not alone, generous souls are around you There are a lot of kindness that wait for you further Just strenghten you knees and mind, there is still long way to through Dear Dhira, I'm your another side, a side that you needed right now, a side that always being aware that you have tired But Dhira, remember, far ahead you will see the light, the light that lead you be a soul that you want to be. -From your another soul Nadhira Fahrin Padang, 12/03/2018 23.04

Doa

Foto ini di ambil pada tanggal 1 Januari 2017 oleh Nadhira Fahrin. Kepada tanah yang kuinjak, aku tahu ini bukan sehari-dua hari engkau terbentuk. Kepada tanah yang kujunjung, aku tahu bukan hanya aku yang menjunjung. Kepada tanah yang kubanggakan, banyak yang memilikimu, bukan?  --- Hari ini, 18 April, aku memandangi layar sebuah benda hitam dengan layar dan potongan-potongan huruf, ini buah dari kemajuan akal serta pikiran manusia, bukan? Hari Ini, 18 April, aku menyanyikan lagu yang benar-benar terasa masuk ke hati, ini berkat sebuah perjuangan ratusan tahun, yang terekam oleh sejarah itu, bukan? Hari ini, 18 April, aku makan dengan lahap di sebuah meja makan di rumah, dengan lauk pauk beragam, dengan tangan kanan kosong, yang hadir oleh tangan-tangan luar biasa di medan dapur itu, bukan?  --- Untukku, 17 tahun, apa yang sudah kamu lihat 17 tahun ini? Jangan muluk-muluk 17 tahun, apa yang telah kamu lihat kemarin? Kamu lihat yang diharapkan? At...