Langsung ke konten utama

[REVIEW] 'Samyang' Halal

'Samyang' Halal dilengkapi dengan chopstick. (Dokumen Pribadi)

Been a long time gak menyentuh blog keramat ini. Sebenarnya sudah cukup lama ada keinginan untuk mengisi blog ini dengan tulisan baru, dengan kualitas tulisan yang baru pula, tapi selalu aja ada yang bikin malas dan akhirnya tidak jadi.

Alhamdulillah terhitung sejak tanggal 3 Mei 2018 aku akhirnya LULUS dari sekolah yang sudah mengantarkanku pada kejadian-kejadian unik dan memorable. Sebelumnya, terima kasih SMA-ku, you are da real MVP ;). Sejak lulus SMA sampai sekarang kegiatanku benar-benar kosong, aku hanya disibukkan dengan mengurus ini mengurus itu untuk kuliah. Alhamdulillah tahun ini aku seberi kesempatan untuk tidak mengikuti SBMPTN oleh Allah SWT, jadi banyak sekali sisa waktu yang sayangnya aku tidak begitu pintar memanfaatkan kekosangan yang super banyak ini. Aku hanya bermain handphone sepanjangan hari, menghabiskan kuota, mengerang kepanasan, dan menonton variety show Korea, atau bertemu termanlama. Benar-benar seperti pengangguran.

Akibat kekosongan yang 'hqq' ini aku memutuskan untuk me-review makanan yang sempat hits parah dikalangan Indonesian, ya, Samyang. Mungkin sebagian dari kita selama ini menganggap bahwa "Samyang" merupakan nama dari sebuah makanan, layaknya Bakso, Mie Ayam, Sate. Untuk yang berpikir seperti itu, you guys are wrong! Nah, percaya gak percaya, Samyang sendiri merupakan  nama dari sebuah food company di Korea. Nah untuk nama asli dari si 'Samyang' ini sendiri adalah 불닭볶음면 (re: buldak-bokkeum-myeon) yang artinya Mie Goreng Ayam Panggang. Yup, jadi yang selama ini salah menafsirkan bisa diganti ya, guys!

Nah, sebelumnya, kita para muslim di Indonesia sempat rada cemas dengan ingredients yang terkandung di dalam mie goreng ini, apakah mengandung zat-zat haram dan terlarang atau tidak. Banyak sekali yang membuat kita ragu dan penasaran, tapi sebagian dari kita pada akhirnya mencoba, meskipun ragu. Padahal Rasulullah saja menganjurkan kita untuk meninggalkan sesuatu yang membuat kita ragu. Awalnya aku juga seperti itu, aku ragu berat untuk mencicipi si pedas ini, tapi akhirnya ku coba. Aku gak langsung coba yang bungkusnya hitam, awalnya aku mencoba yang rasa keju. Kenapa aku beli? karena ketika aku beli di super market terpampang seperti surat keterangan halal dalam bahasa indonesia, kurang lebih seperti ini,

source: Google
Rasanya sih enak dan pedas, terasa kejunya juga. Tapi yang membuat aku kurang suka dari mie korea tersebut hanya mie-nya yang sedikit tebal, sehingga kalori dari si mie itu sendiri bisa dipastikan lebih tinggi dari pada mie instan di Indonesia. 

Beberapa bulan kemudian, ketika itu adikku baru pulang dari berbelanja bulanan bersama bapake dan mamake. Dengan begitu excited adikku menunjukkan mie 'Samyang' yang mereka beli dengan logo Halal di bagian pojok kanan bawahnya,

Dokumen Pribadi
Wow, keren banget sih. Aku kira awalnya itu adalah logo halal dari Korea, tetapi ajaibnya itu logo halal dari MUI. Wah, sebagai rakyat Indonesia *jiah* aku gak ragu lagi dong untuk makan. 

Dari mie-nya sendiri menurutku sama dengan yang belum bersertifikasi halal, tebal dan cukup chewy. Bumbunya pun juga sama, kental dan cair, tidak seperti di Indonesia yang mana berupa bubuk dan minyak. Untuk rasa? Disini bisa diakui rasanya berbeda. Rasanya sedikit lebih ringan di lidah, namun tetap pedas. Pokoknya ada yang berbeda dari segi rasa. Itu dari lidah aku sih. Overall, rasanya gak meninggalkan rasa yang asli. Ga papa sih kalau memang ada yang hilang, yang penting kita bisa makan dengan tenang dan gak perlu ragu lagi apakah mekanan ini mengandung zat-zat terlarang atau tidak.


So, review ini bisa dibilang cukup aneh, gak kayak review makan sushi sebelumnya yang cukup detail hingga ke harga-harganya. Mohon maaf lahir batin nih ya kalau blog ini super random, jangan kaget kalau seminggu-dua minggu lagi, atau bahkan beberapa hari lagi akan muncul review skincare, hahaha. 


Semoga postingan ini dapat memberikan sedikit informasi kepada teman-teman yang membaca dan melurusan pengetahuan yang salah mengenai 'Samyang'. Sekian!


Nadhira Fahrin.

Bekasi, 5/23/2018.
12.28 WIB  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Sisi Tak Terduga

Alhamdulillah. Di satu sisi memang terkadang kurang bersyukur, tapi di sisi ini aku perlu bersyukur. Kalau ditanya sudah berapa kali mengeluh? Jawabannya mudah, tiap saat. Hahahaha. Sudah tiga bulan aku hiatus nulis blog, padahal resolusinya rutin ngisi blog. Ndak konsisten, ya. Sebenarnya kemarin-kemarin mau nulis curhatan tentang satu tahun di Mataram (tempat tinggalku sekarang), tapi ada yang jauh lebih menarik untuk ditulis malam ini.  Alhamdulillah. Kata-kata yang sekarang gak cuma Muslim doang yang mengucapkan, bahkan guru matematika-ku yang beragama Hindu aja selalu ucap Alhamdulillah (kalau trouble-maker gak masuk kelas pas pelajaran beliau, hahah). Gak cuma beliau, teman-temanku yang Kristen dan Hindu di kelas juga ucap Alhamdulillah. Tapi ada yang beda, Alhamdulillah-ku yang ini emang beda banget dengan Alhamdulillah yang kuucapkan biasanya. Hari ini (02/16/17) kebetulan sekali aku menemani kakak-kakak crew Zetizen Lombok Post untuk ikut roadshow first a...

Dear Dhira

A short message for a mess self, who surrounded by confusion. Dear Dhira, a semi-mature kid, a weakened soul. How many time have you spent for thinking about the weight of life It was just a beginning, Dhira, you were too short to taste all the rigors But your eyes has just tired to see the whole matter Dear Dhira, this is you, your another side. You were not alone, generous souls are around you There are a lot of kindness that wait for you further Just strenghten you knees and mind, there is still long way to through Dear Dhira, I'm your another side, a side that you needed right now, a side that always being aware that you have tired But Dhira, remember, far ahead you will see the light, the light that lead you be a soul that you want to be. -From your another soul Nadhira Fahrin Padang, 12/03/2018 23.04

Doa

Foto ini di ambil pada tanggal 1 Januari 2017 oleh Nadhira Fahrin. Kepada tanah yang kuinjak, aku tahu ini bukan sehari-dua hari engkau terbentuk. Kepada tanah yang kujunjung, aku tahu bukan hanya aku yang menjunjung. Kepada tanah yang kubanggakan, banyak yang memilikimu, bukan?  --- Hari ini, 18 April, aku memandangi layar sebuah benda hitam dengan layar dan potongan-potongan huruf, ini buah dari kemajuan akal serta pikiran manusia, bukan? Hari Ini, 18 April, aku menyanyikan lagu yang benar-benar terasa masuk ke hati, ini berkat sebuah perjuangan ratusan tahun, yang terekam oleh sejarah itu, bukan? Hari ini, 18 April, aku makan dengan lahap di sebuah meja makan di rumah, dengan lauk pauk beragam, dengan tangan kanan kosong, yang hadir oleh tangan-tangan luar biasa di medan dapur itu, bukan?  --- Untukku, 17 tahun, apa yang sudah kamu lihat 17 tahun ini? Jangan muluk-muluk 17 tahun, apa yang telah kamu lihat kemarin? Kamu lihat yang diharapkan? At...