Source: Pinterest Setumpukan buku di pojok sana, hingga kain-kain ihram yang selalu berganti setiap tahunnya. Menunggu adalah makanan, memulai adalah senjata dan iman adalah amunisi. Riak takbir menggema di seluruh penjuru kota. 38 derajat tidak pula surut, bahkan hingga matahari tak lagi menampakkan diri. Tapi demi nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, perasaan gentar itu tak akan pernah berhenti, bahkan bila bumi mendingin dan langit terbubuh jutaan bintang. Ada sepotong harga diri yang hilang bila kita mengingat-ingat bagaimana masa lalu yang kelam, karena indahnya masa lalu hanya diperoleh oleh orang-orang yang tak tahu rasanya hidup. Letih, keringat dan air mata tak habis-habisnya menyimbah sekujur tubuh dan dibuat terkapar telak oleh dosa dan kekejian. Bagaimana boleh lepas oleh tekanan dan ketakutan bila satu dua terkaman menjuru pada jiwa-jiwa yang lemah ini, jiwa-jiwa yang hilang arah dan tak tentu harus bergerak kemana. Di sepertiga malam menghabiskan wak...